Tafsir Surat Al Fatihah Ayat 1, Al Fatihan Adalah Ibunya Al Qur'an

Surat Al Fatihah termasuk satu Surat yang mula-mula turun. Meskipun
Iqra' sebagai lima ayat permulaan dari Surat Al `Alaq yang terlebih
dahulu turun, kemudian itu pangkal surat Ya Ayyuhal Muddatstsir,
Kemudian itu pangkal surat Ya Ayyuhal Muzzammil, namun turunnya
ayat-ayat itu terpotong-potong. Tidak satu surat lengkap. Maka Al
Fatihah sebagai surat yang terdiri dari tujuh ayat, ialah Surat
lengkap yang mula-mula sekali turun di Mekkah.


Di dalam Surat Al Hijr ayat 87 ada disebut "Tujuh yang diulang-ulang
(Sab'an minal matsaani). Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud ialah Surat
Al Fatihah ini juga, sebab Al Fatihah dengan ketujuh ayatnya inilah
yang diulang-ulangi tiap-tiap rakaat dalam sholat, baik yang fardhu
ataupun yang sunnat. Oleh sebab itu maka Sab'ul Matsaani, adalah nama
Surat ini juga.


Di dalam Surat Ali Imran ayat 7, ada disebut Ummul Kitab, ibu dari
kitab. Menurut Imam Bukhari di dalam permulaan tafsirnya, yang dinamai
Ummul Kitab itu ialah Surat Al Fatihah ini, sebab dia yang mula
ditulis dalam sekalian Mushaf dan dia yang mulai dibaca di dalam
sembahyang. Cuma Ibnu Sirin yang kurang sesuai dengan penamaan
demikian. Dia lebih sesuai jika dinamai Fatihatul Kitab saja. Sebab di
dalam Surat Ar Ra'ad ayat 39 terang dikatakan bahwa Ummul Kitab yang
sebenarnya ada di sisi Allah.

Tetapi beberapa Ulama lagi tidak keberatan menamainya juga Ummul
Qur'an, artinya ibu dari seluruh isi Al Qur'an, karena ada sebuah
Hadits yang dirawikan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
"Dia adalah ibu Al Qur'an , dan dia adalah Fatihatul kitab dan dia
adalah tujuh yang diulang-ulang".


PenulisTafsiral Kasysyaaf menyebutkan lagi namanya yang lain, yaitu Al
Kanz (Perbendaharaan), Al Wafiyah (yang melengkapi), Al Hamd
(puji-pujian) dan Suratas Shalah (sembahyang). Dan menurut riwayat As
Tsaalabi dari Sufyan bin Uyaynah, Surat inipun bernama Al Waqiyah
(Pemelihara dari kesesatan), Sebab dia mencukupi surat-­surat yang
lain, sedang surat-surat yang lain tidak mencukupi kalau belum bertali
dengan dia. Tadi dia beri nama Perbendaharaan, karena menurut riwayat
All bin Abu Thalib tadi, dia diturunkan dari Perbendaharaan di bawah
Arsy.
Dia bernama Melengkapi, sebab seluruh Syariat lengkapnya tersimpul
dalamnya. Dia bernama Puji - pujian, sebab dipangkali dengan puji
kepada Allah. Dan dia bernama Surat Sembahyang, karena sembahyang
tidak sah kalau dia tidak dibaca.


Bilamana kita kelak telah sampai kapada penafsiran isinya, dapatlah
kita fahami bahwa segala nama itu memang sesuai dengan dia. Apatah
lagi pokok ajaran Islam yang sejati, yang menjadi ibu dari segala
pelajaran, yaitu Tauhid, telah menjadi isi dari ayat-ayatnya itu
pertama sampai akhir.


Tidak ada puji, apapun macamnya puji untuk yang lain, hanya untuk
Allah semata-mata. Dan di dalam ayat itu telah tersebut Tuhan sebagai
Robbi, atau Robbun, yang berarti Pemelihara, Pengasuh, Pendidik dan
Penyubur. Diikuti oleh ayat yang menyebut dua nama Alloh, yaitu Ar
Rohman, Yang Maha Murah dan Ar Rohim Yang Maha Penyayang, nampaklah
betapa pertalian Khaliq dengan MakhlukNya, yang kelak di dalam Al
Qur'an akan diuraikan berulang-ulang.


Kemudian pokok ajaran utama dari al Quran ialah tentang hari
pembalasan, Hari Kiamat, Hari Berbangkit, dari ilal syurga dan neraka;
semuanya ini telah tersimpul dalam ayat "Maliki yaumiddin" yang
mempunyai hari pembalasan.


Sebagai kesempatan ibadah kepada Allah, dan tidak ada ibadat buat yang
lain, yaitu isi yang sejati dari Tauhid, maka datanglah ayat:"Iyyaka
na'budu wa iyyaka nasta'in". Hanya engkau yang kami sembah dan hanya
kepada Engkaulah tempat kami memohon pertolongan.


Untuk mencapai Ridho Alloh, maka Tuhan menunjukkan garis jalanNya yang
harus ditempuh, lalu Allah mengutus Rasul-rasulNya membawa Syariat dan
memimpin kepada manusia bagaimana menempuh jalan itu; Isi Al-Qur'an
yang ini tersimpul dalam ayat "Ihdinas Shirothol Mustaqim".


Kemudian itu Al Qur'an berisi kabar yang menggembirakan bagi orang
yang taat dan patuh, kebahagiaan di dunia dan syurga di akhirat yang
di dalam istilah agama disebut wa'ad, ini telah terkandung di dalam
ayat "Shirotholladzina an`amta `alaihim ", jalan yang telah Engkau
beri nikmat atasnya.


Kemudian Al Qur'an pun memberikan ancaman siksa dan azab bagi orang
yang lengah dan lalai, kufur dan durhaka, yang disebut wa'id. Maka
tersimpul pulalah kata Al Qur'an ini pada ujung surat tentang orang
yang maghdhub, kena murka Tuhan, dan orang yang dhoollin, orang yang
sesat. Demikian pula Al Qur'an menceritakan keadaan umat-umat yang
telah terdahulu, yang telah binasa dan hancur karena dimurkai Tuhan,
dan diceritakan juga kaum yang sesat dari jalan yang benar; itupun
telah tersimpul di dalam kedua kalimat maghdhubi dan dhoollin itu.


Menilik yang demikian itu dapatlah kita pahami apa sebab maka
al-Fatihah itu disebut Ummul Kitab atau Fatihatul kitab, yang pada
pembukaan telah disimpul isi dari 114 Surat yang mengandung 6.236 ayat
itu.

Komentar