بسم الله الرحمن الرحيم
Artinya : "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?" (QS. 107:1)
Dalam ayat ini Allah menghadapkan pertanyaan-Nya kepada Rasul-Nya. "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama? Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.
Artinya : "Itulah orang yang menghardik anak yatim", (QS. 107:2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama itu, ialah orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya memberikan bantuan demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu adalah sebagai penghinaan dan takaburnya terhadap anak-anak yatim itu.
Artinya : "Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin". (QS. 107:3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan lebih lanjut sifat pendusta itu, yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti bahwa ia tidak melakukannya sama sekali.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.
Artinya : "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat', (QS. 107:4)
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya", (QS. 107:5)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya tidak sampai ke hatinya. Dia lalai tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakannya oleh sendi anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lengah, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.
Artinya : "orang-orang yang berbuat riya,(QS. 107:6)
Dalam ayat ini Allah menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama yaitu: mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.
Artinya : "dan enggan (menolong dengan) barang berguna". (QS. 107:7)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi sifat pendusta itu
yaitu; mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapak, cangkul dan lain-lain. Penahanan barang-barang tersebut mencerminkan kerendahan budi.
Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur. Adil, kasih sayang, pemurah dan lain-lain.
Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.
Artinya : "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?" (QS. 107:1)
Dalam ayat ini Allah menghadapkan pertanyaan-Nya kepada Rasul-Nya. "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama? Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.
Artinya : "Itulah orang yang menghardik anak yatim", (QS. 107:2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama itu, ialah orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya memberikan bantuan demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu adalah sebagai penghinaan dan takaburnya terhadap anak-anak yatim itu.
Artinya : "Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin". (QS. 107:3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan lebih lanjut sifat pendusta itu, yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti bahwa ia tidak melakukannya sama sekali.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.
Artinya : "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat', (QS. 107:4)
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya", (QS. 107:5)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya tidak sampai ke hatinya. Dia lalai tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakannya oleh sendi anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lengah, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.
Artinya : "orang-orang yang berbuat riya,(QS. 107:6)
Dalam ayat ini Allah menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama yaitu: mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.
Artinya : "dan enggan (menolong dengan) barang berguna". (QS. 107:7)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi sifat pendusta itu
yaitu; mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapak, cangkul dan lain-lain. Penahanan barang-barang tersebut mencerminkan kerendahan budi.
Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur. Adil, kasih sayang, pemurah dan lain-lain.
Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.
Komentar
Posting Komentar
Laporkan kepada kami bila ada kesalahan penulisan teks melalui form komentar di bawah ini