Tafsir Al Qur'an Surat Al Lahab

بسم الله الرحمن الرحيم

111:1

Artinya : "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa".(QS. 111:1)

Mengenai sebab turunnya surah ini diterangkan sebagai berikut :

خرج النبي صلى الله عليه وسلم إلى البطحاء فصعد الجبل فنادى يا صباحاه فاجتمعت إليه قريس فال: أرأيتم أن حدثتكم أن العدو مصبحكم أو ممسيكم أكنتم تصدقوني؟ قالوا نعم قال فإني نذير لكم بين يدي عذاب شديد. فقال أبو لهب ألهذا جمعتنا؟ تبأ لك !!! وفي رواية أنه قام ينفض يديه ويقول: تبا لك سائر اليوم ألهذا جمعتنا؟ فأنزل الله: تبت يدا أبي لهب وتب



Artinya:

Nabi Muhammad SAW keluar menuju suatu lapangan yang luas, lalu beliau mendaki bukit dan berseru: "Ya Shabahah (wahai waktu Subuh)!", maka kemudian berdatanganlah orang-orang Quraisy mengerumininya, beliau bersabda: "Bagaimana pendapat kamu, jika saya katakan kepadamu bahwa di seberang bukit ini ada musuh sedang mengintai untuk menyerbu di waktu petang, apakah kamu percaya?". Mereka menjawab: "Kami percaya!" Seterusnya beliau bersabda: "Sesungguhnya aku ini adalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum menghadapi azab yang sangat dahsyat". Abu Lahab berkata: "Hanya untuk ini sajakah engkau mengumpulkan kami" celaka bagimu!". Menurut riwayat lain; Abu Lahab terus berdiri, menghempaskan kedua tangannya sambil berkata: "Celaka bagimu sepanjang hari, hanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami?". Lalu Allah menurunkan: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa". (H.R Bukhari)



Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Abu Lahab akan rugi dan binasa dan kata-kata ini sebagai kutukan dari Allah bagi Abu Lahab. Binasa pada kedua belah tangannya karena tangan adalah alat bekerja dan bertindak. Bila kedua belah tangan seseorang telah binasa berarti ia telah binasa.

Permulaan ayat ini adalah kutukan atas kebinasaan Abu Lahab dan penutupnya adalah sebagai keterangan dari Allah bahwa kutukan tersebut telah terbukti dan Abu Lahab pasti rugi di dunia dan akhirat.

111:2

Artinya : "Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan". (QS. 111:2)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa yang menjadi kebanggaan Abu Lahab dalam hidup yaitu harta dan kedudukannya yang sama sekali tidak dapat menghalanginya dari azab Allah pada Hari Kiamat. Begitu pula usahanya untuk memusuhi dan mengalahkan Nabi, Muhammad SAW. tidak berhasil sama sekali.

Abu Lahab sangat membenci Nabi dan paling gigih mengajak orang untuk menentang Nabi dan paling kasar menghadapi beliau.

Rabi'ah bin "Ubbad berkata:

رأيت النبي صلى الله عليه وسلم في الجاهلية في سوق ذي المجاز وهو يقول: قولوا لا إله إلا الله تفلحوا، والناس مجتمعون عليه وراءه رجل وضئ الوجه أحول العينين ذو غدير تين يقول إنه صابئ كاذب يتبعه حيث ذهب فسألت عنه فقالوا: هذا عمه أبو لهب..

Artinya:

"Saya melihat Nabi Muhammad SAW. pada masa Jahiliah di pekan "Zul Majaz" bersabda: "Ucapkanlah Tiada Tuhan melainkan Allah niscaya kamu akan berbahagia!". Orang-orang berkumpul di sekitar beliau. Di belakang beliau seorang laki-laki, putih warna mukanya, juling matanya, mempunyai dua untaian rambut di kepalanya, berkata: "Dia (Muhammad) beragama sabi' dan pembohong". ia mengikuti Nabi ke mana saja beliau pergi, lalu saya bertanya: "Siapakah orang itu". Mereka menjawab: "Itu adalah pamannya sendiri Abu Lahab". (HR Ahmad)



Dengan ini dijelaskan bahwa Abu Lahab selalu menentang kebenaran dan menjauhkan orang mengikuti kebenaran, menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW., pendusta menentang beliau dan merendahkan nilai agama serta petunjuk yang beliau bawa.

111:3

Artinya : "Kelak dia akan masuk dalam api yang bergejolak". (QS. 111:3)

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Abu Lahab akan masuk api neraka yang bergejolak dan merasakan panasnya azab neraka.

Maksudnya; sesungguhnya Abu Lahab akan mengalami kerugian, usahanya tidak akan berhasil dalam menentang agama Allah. Tidak ada gunanya harta, usaha dan daya upaya untuk itu, karena Allah yang meninggikan kalimah Rasul Nya, menyebar-luaskan dakwahnya. Abu Lahab akan diazab pada Hari Kiamat dengan neraka yang menyemburkan bunga apinya dan panasnya sangat hebat, yang disediakan Allah untuk orang-orang yang semacam Abu Lahab dari kalangan orang-orang kafir yang menentang Nabi, selain azabnya di dunia dengan kegagalan usahanya. Istrinya sebagai pembantu utama dalam usaha menentang dan menyakiti Rasulullah akan diazab juga bersama-sama. Selain daripada itu istrinya menyebar fitnah di mana-mana, menyebar berita-berita bohong dan menghidupkan api permusuhan.

111:4

Artinya : "Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar". (QS. 111:4)

Dalam ayat-ayat ini Allah menegaskan bahwa istri Abu Lahab akan diazab sebagaimana suaminya diazab. Istrinya bernama Arwah binti Harb, saudara perempuan Abu Sofyan bin Harb. Dia diazab karena usahanya menyebarkan fitnah dan memadamkan dakwah Nabi Muhammad SAW. Orang Arab mengatakan bahwa, orang yang berusaha menyebarkan dan merusak hubungan antara manusia adalah seolah-olah ia membawa kayu api antara manusia, seakan-akan dia membakar silahturrahmi antara mereka.

Adapula yang menyatakan bahwa istrinya itu menaruh duri, pecahan kaca dan kotoran pada jalan yang biasa dilalui oleh Nabi Muhammad SAW., untuk menyakiti beliau.

111:5

Artinya : "Yang di lehernya ada tali dari sabut". (QS. 111:5)

Dalam ayat ini Allah menyatakan keburukan perbuatan istri Abu lahab, rendah budinya dan jahat amal perbuatannya. Pada lehernya selalu ada seutas tali yang kuat, digunakannya untuk memikul duri-duri yang akan diletakkannya pada jalan yang dilalui Nabi. Ini adalah penghinaan untuk dia dan untuk suaminya.

Maksudnya, istri Abu Lahab begitu hebat usahanya untuk menyalakan permusuhan antara manusia, sehingga Allah mengisahkan dia sebagai seorang perempuan yang membawa kayu bakar yang digantungkan pada lehernya kemana saja ia pergi. Ini adalah seburuk-buruknya perumpamaan bagi seorang perempuan.

Telah diriwayatkan dari Said bin Musayyab; bahwa Ummu Jamil (panggilan istri Abu lahab) mempunyai sebuah kalung yang sangat mahal, ia berkata,: "Sesungguhnya saya akan mempergunakan harga kalung ini untuk memusuhi Muhammad", lalu Allah menggantikan kalung tersebut dengan kalung dari api neraka.

Komentar